Rabu, 04 Desember 2013

Gunung Sitoli ingin buat terobosan seperti Bantaeng

Bantaeng, 03/12 – 2013 – Kondisi geografis yang mirip, ada pantai, pegunungan dan dataran membuat kami tertarik ingin juga membuat terobosan seperti yang dilakukan Kabupaten Bantaeng.
 
‘’Kami sangat ingin belajar dan mengimplementasikan pengalaman pembangunan di daerah ini,’’ terang Walikota Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Drs Martinus Lase MSP saat diterima Sekda Bantaeng, Sudarni SH di rumah jabatan Bupati Bantaeng, Selasa (3/12).
Walikota dari Kepulauan Nias itu membawa Kepala Bappeda Ir Nur Kumala Bulo, Sekretaris Dinas Pertanan Yunus Waruwu S.Pt, Ketua Koordinator PPL Darmawan, Kabid Pertanian Zendrato dan sejumlah staf.
 
Sedang Sekda pada penerimaan tamu dari Sumut tersebut didampingi Asisten III Maula Akil, Kepala Badan Ketahanan Pangan Ir Zainuddin MP, Staf Ahli Bupati bidang Pertanian Dr Muchtar A Nawir, Kepala Bapedalda H Abdullah Taibe dan sejumlah SKPD lainnya.
 
Menurut Walikota Martinus Lase, selain dari struktur wilayah, dari segi pendapatan asli daerah juga tidak terlalu beda. ‘’PAD kami hanya sekitar Rp 20 miliaran, tapi saya mendapat informasi bagaimana Bupati Bantaeng membuat daerahnya menjadi luar biasa,’’ urainya.
 
Untuk mengetahui lebih jauh, kami mengakses internet. Kami mencari tau bagaimana daerah ini bisa berkembang dan akhirnya kami datang meski harus menghabiskan waktu perjalanan sekitar 10 jam, ujarnya.
 
‘’Tak masalah kami datang dari jauh, yang penting kami mendapat ilmu yang berguna untuk masyarakat yang berjumlah 128 ribu jiwa,’’ tambahnya lagi.
Ia kemudian mengemukakan, terobosan yang dibuat Bupati Bantaeng berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Ini yang ingin kami pelajari agar dapat diimplementasikan.
 
Selain itu, Bantaeng juga berhasil mengembangkan tanaman talas dan menjadi unggulan masyarakat, bahkan sudah diekspor ke Jepang. Karena itu, bila tanaman ini juga bisa ditanam di Gunung Sitoli diharapkan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
‘’Inilah yang saya maksud sebagai terobosan karena dapat mengurangi angka kemiskinan. Karena itu, kamibutuh kerjasama erat dengan Kabupaten Bantaeng,’’ tutur Walikota.
‘’Bila memungkinkan, kami butuh pendampingan agar tahun depan (2015) sudah bisa dilakukan penanaman serentak karena lahan kami masih luas,’’ tambahnya lagi.
 
Sekda Sudarni pada kesempatan itu menjelaskan potensi daerah berjuluk Butta Toa yang merupakan daerah terkecil di Sulsel dengan lahan pertanian 7000 Ha.
Meski begitu, Bantaeng mampu memenuhi kebutuhan pertanian daerah tetangga berkat pengembangan teknologi pertanian, tambah Kepala Badan Ketahanan Pangan Zainuddin.
Khusus pengembangan talas, Staf Ahli Bupati Bidang Pertanian Dr Muchtar A Nawir mengatakan, komoditi ini memiliki pangsa pasar ekspor ke Jepang.
 
Negara matahari terbit itu membutuhkan 360 ribu ton talas/tahun. Karena itu, dibutuhkan areal pengembangan yan lebih luas. 
 
Bantaeng sendiri telah memiliki laboratorium kultur jaringan yang mampu memperbanyak benih sesuai visi menjadikan Bantaeng sebagai Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.(hms)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About