Bantaeng, 03/12 – 2013 – Kondisi geografis yang mirip, ada pantai, pegunungan dan
dataran membuat kami tertarik ingin juga membuat terobosan seperti yang
dilakukan Kabupaten Bantaeng.
‘’Kami sangat ingin belajar dan
mengimplementasikan pengalaman pembangunan di daerah ini,’’ terang Walikota
Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Drs Martinus Lase MSP saat
diterima Sekda Bantaeng, Sudarni SH di rumah jabatan Bupati Bantaeng, Selasa
(3/12).
Walikota dari Kepulauan Nias itu
membawa Kepala Bappeda Ir Nur Kumala Bulo, Sekretaris Dinas Pertanan Yunus
Waruwu S.Pt, Ketua Koordinator PPL Darmawan, Kabid Pertanian Zendrato dan
sejumlah staf.
Sedang Sekda pada penerimaan tamu
dari Sumut tersebut didampingi Asisten III Maula Akil, Kepala Badan Ketahanan
Pangan Ir Zainuddin MP, Staf Ahli Bupati bidang Pertanian Dr Muchtar A Nawir,
Kepala Bapedalda H Abdullah Taibe dan sejumlah SKPD lainnya.
Menurut Walikota Martinus Lase,
selain dari struktur wilayah, dari segi pendapatan asli daerah juga tidak
terlalu beda. ‘’PAD kami hanya sekitar Rp 20 miliaran, tapi saya mendapat
informasi bagaimana Bupati Bantaeng membuat daerahnya menjadi luar biasa,’’
urainya.
Untuk mengetahui lebih jauh, kami
mengakses internet. Kami mencari tau bagaimana daerah ini bisa berkembang dan
akhirnya kami datang meski harus menghabiskan waktu perjalanan sekitar 10 jam,
ujarnya.
‘’Tak masalah kami datang dari jauh,
yang penting kami mendapat ilmu yang berguna untuk masyarakat yang berjumlah
128 ribu jiwa,’’ tambahnya lagi.
Ia kemudian mengemukakan, terobosan
yang dibuat Bupati Bantaeng berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran.
Ini yang ingin kami pelajari agar dapat diimplementasikan.
Selain itu, Bantaeng juga berhasil
mengembangkan tanaman talas dan menjadi unggulan masyarakat, bahkan sudah
diekspor ke Jepang. Karena itu, bila tanaman ini juga bisa ditanam di Gunung
Sitoli diharapkan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
‘’Inilah yang saya maksud sebagai
terobosan karena dapat mengurangi angka kemiskinan. Karena itu, kamibutuh
kerjasama erat dengan Kabupaten Bantaeng,’’ tutur Walikota.
‘’Bila memungkinkan, kami butuh
pendampingan agar tahun depan (2015) sudah bisa dilakukan penanaman serentak
karena lahan kami masih luas,’’ tambahnya lagi.
Sekda Sudarni pada kesempatan itu
menjelaskan potensi daerah berjuluk Butta Toa yang merupakan daerah terkecil di
Sulsel dengan lahan pertanian 7000 Ha.
Meski begitu, Bantaeng mampu
memenuhi kebutuhan pertanian daerah tetangga berkat pengembangan teknologi
pertanian, tambah Kepala Badan Ketahanan Pangan Zainuddin.
Khusus pengembangan talas, Staf Ahli
Bupati Bidang Pertanian Dr Muchtar A Nawir mengatakan, komoditi ini memiliki
pangsa pasar ekspor ke Jepang.
Negara matahari terbit itu membutuhkan
360 ribu ton talas/tahun. Karena itu, dibutuhkan areal pengembangan yan lebih
luas.
Bantaeng sendiri telah memiliki
laboratorium kultur jaringan yang mampu memperbanyak benih sesuai visi
menjadikan Bantaeng sebagai Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.(hms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar